Sabtu, 18 Juni 2016

Jangan Terbiasa Menitipkan Anak pada Orang Tua / Nenek Kakek

Jangan Terbiasa Menitipkan Anak pada Orang Tua - Artikel ini saya buat setelah kemarin saya mendengarkan keluh kesah seorang bapak-bapak kepada ibu-ibu pemilik warung, bisa dibilang saya nguping pembicaraan mereka mengenai kebiasaan anak mereka yang menitipkan cucu kepada mereka.

Inti dari percakapan mereka seperti ini.

Mereka sudah lelah mengurus anak mereka dari semenjak lahir sampai dewasa. Sekarang ditambah lagi dengan mengurus cucu yang bandelnya minta ampun layaknya anak mereka waktu kecil dulu. Belum lagi, menyuapi makan, memandikan cucu mereka, menggantikan popok, dan mengawasi saat mereka bermain diluar rumah.

Mereka itu bukan lagi orang yang penuh dengan tenaga seperti waktu dulu. Mereka sudah tua, butuh istirahat dan bukan malah menjaga anak kecil lagi. Ibarat (kasarnya), mereka itu bukanlah seorang Pembantu Rumah Tangga atau BabbySister anda, walau tiap bulan anda beri mereka uang bulanan.

Ya, seperti itulah inti dari keluh kesah mereka.

Menitipkan anak pada nenek kakek

Mari kita berpikir sejenak. Mungkin mereka (orang tua anda) tidak berani menyatakan secara langsung atas keberatan mereka mengasuh cucu mereka. Alasannya, karena mereka takut membuat anda sakit hati jika anda salah menangkap maksud mereka nantinya. Seharusnya, anda lah yang harus peka, terutama terhadap orang tua anda yang umur dan tenaganya sudah tua. Benar, (mungkin) mereka sangat senang dengan keberadaan cucu atau anak anda, tapi mereka berharap bukan sebagai seorang Pembantu Rumah Tangga yang setiap hari mengurusi anak anda.

Apakah anda tidak sadar bahwa itulah resiko memiliki seorang anak. Tapi bukan berarti bahwa anak adalah beban, karena pada dasarnya anak adalah hadiah terbesar yang diberikan TUHAN kepada sepasang suami istri. Andaikan mereka (orang tua anda) menganggap anda (anak) sebagai beban, mungkin anda sudah nggak hidup sampai sekarang ini, entah dibuang, dibunuh, atau dititipkan ke panti asuhan. Tapi kenyataannya, dengan cinta kasih, keikhlasan, dan rasa senang mereka, anda masih hidup sehat sampai saat ini.

Kalian mungkin sekarang sudah sadar, memiliki anak bukanlah suatu hal yang gampang dalam mengurusnya. Makanya banyak warga dari negara maju memilih hidup single selamanya daripada harus menikah dan memiliki anak. Tapi anda melupakan satu hal, yaitu mereka (sepasang suami istri) yang selalu merindukan adanya keberadaan anak ditengah-tengah kehidupan pernikahan mereka.

Mereka yang selalu mengharapkan kehadiran anak ditengah-tengah kehidupan pernikahan mereka selalu berdoa kepada TUHAN untuk diberikan seorang anak. Akan tetapi sampai saat ini pun (mungkin) mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Betapa bahagianya hidup anda sekarang yang sudah memiliki seorang anak.


Marilah kita pahami kekuatan orang tua kita, terutama kondisi tubuh mereka yang sudah tidak muda lagi seperti dahulu. Cobalah mengingat kembali ketika masa anda kecil dahulu, apakah anda hidup dirawat orang tua atau kakek nenek anda. Dan merenunglah sekali lagi, jika kelak ketika masa tua anda yang memang harus membutuhkan istirahat yang cukup, tiba-tiba harus mengasuh cucu-cucu anda yang bandelnya bukan main, bukankah itu bukanlah harapan anda di masa tua anda nanti? Marilah kita sama-sama berpikir selama otak kita masih bisa memikirkan masa depan.


-------

Yasudah, hanya itu saja yang dapat saya sampaikan. Semoga yang sedikit ini dapat membuka hati kita dalam memahami kesehatan orang tua kita.

Sekian dari saya, jika ada salah dalam penulisan maupun penyampaian mohon dimaafkan.

Akhir kata, salam Ngeblog Asyikk \^o^/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar