Sekarang tahun 2016, berarti sudah 10 tahun umur Ambarukmo Plaza atau orang-orang sering menyebutnya dengan singkatan 'Amplaz'. Sebenarnya ada sekitar 8 lebih mall-mall berdiri di Yogyakarta, tapi hanya Amplaz lah yang paling sering banyak pengunjungnya setiap hari.
Saya mengambil kesimpulan ini bukan berdasarkan angket atau data, melainkan bersumber dari hasil pengamatan pribadi. Coba anda cermati dan bandingkan sendiri dengan mall-mall lainnya mengenai jumlah kendaraan yang terparkir di area parkir, orang-orang yang keluar masuk mall, dan suasana keramaian di dalam mall. Kemudian simpulkan apakah pendapat saya ini salah? Jika salah, silakan keluar dari artikel ini. *bercanda
Apabila pendapat saya itu benar, kemungkinan anda lalu bertanya-tanya, 'Kok bisa ya. Memang apa sih kelebihan yang dimiliki Amplaz sehingga hasilnya seperti itu?'
Ini pendapat saya, anda boleh setuju atau tidak. Bahkan kemungkinan juga anda memiliki pemikiran lain. Pendapat saya adalah:
1. Kebutuhan Apapun Tersedia
Maksudnya? Coba anda cermati lagi, apa saja barang atau jasa yang ada dan ditawarkan pihak penyewa ruko disana dibandingkan dengan mall-mall lainnya di Jogja. Pasti lebih banyak dan lebih bervariasi di Amplaz daripada mall lain. Disana kita dapat berwisata kuliner, main game di timezone, nonton film di bioskop, belanja keperluan sehari-hari, beli kendaraan, bayar pajak kendaraan, membeli dvd, sholat di masjid yang lumayan luas, sekedar cuci mata, dan masih banyak lagi.
2. Lokasinya yang Strategis
Ini adalah salah satu strategi pebisnis dalam membangun bangunan usaha, yaitu memilih lokasi yang strategis. Dimana lokasi usaha harus dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, entah itu: pelajar, petani, pegawai, blogger, turis, dan lainnya. Kita tengok, depan Amplaz ada halte bus Trans Jogja yang rutenya hampir melingkup seluruh daerah Yogyakarta. Jalan depannya juga banyak kendaraan pribadi maupun umum melintas, bahkan sampai macet. Wilayah yang berdekatan dengan Amplaz, ada: pasar tradhisional, hotel, kampus, kantor polisi, museum Affandi, rumah warga, kost, pom bensin, sekolah, dan lainnya.
3. Masyarakat yang Bersifat Hedonis dan Gengsi
Hedonis itu sama saja dengan konsumtif, tapi yang ini lebih parah. Disini saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, karena yang namanya hedonis itu adalah HAM (Hak Asasi Manusia), selama otaknya masih jalan. Lol. Beberapa orang Indonesia berpendapat bahwa sifat ini berasal dari bangsa 'barat'. Tapi anggapan tersebut tidak saya setujui, karena seperti apa yang telah saya sampaikan diatas bahwa hedonis itu HAM. Selama IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) berubah, pasti pola pikir, sikap, perilaku manusia ikut-ikutan berubah. Tau sendiri sekarang mau apa-apa serba instant. Cari informasi seputar lokal sampai seluruh dunia tinggal buka gadget dan tanya sama browser. Begitu juga dengan mencari uang, sekarang lebih cepat selama anda mau berbaur dengan teknologi. Karena cara cari uang lebih mudah, maka perilaku dan sifat hedonis ini bisa muncul. Mungkin anda bertanya, "Sok tau kamu, min. Jika mudah kenapa saya tetap miskin?" Sudah saya bilang bahwa anda harus mau berbaur dengan teknologi terlebih dahulu. "Bagaimana mau berbaur, beli barangnya saja nggak mampu." Picik sekali ya anda, belum melakukan saja sudah pesimis begitu. Nggak apa-apa sih, itu hak anda berpendapat. Belinya bisa anda angsur. "Bayar cicilannya darimana? Buat makan saja susah." Dari penghasilan kerja lah, masa dari saya. Lol. Anda dapat bekerja menjadi apa saja: buruh, pramuniaga, CS (Cleaning Service), satpam, sales, dan lainnya selama kerjanya halal. "Gengsi, min. Kerja begituan." Ini dia faktor utama anda tetap miskin, yaitu GENGSI. Karena gengsi anda telah menolak rezeki yang jelas-jelas sudah ada di depan mata. Pokoknya, hapus segala rasa gengsi anda. Karena dengan sifat gengsi hidup anda tak pernah tenang, bahkan anda akan tetap miskin.
Sorry, pembahasan saya malah melebar sedikit. He..he.. Tapi sebenarnya nggak sih kalau dilihat dari topik utama blog ini sendiri. Oke lanjut.
Tadi sudah bahas hedonis, sekarang saya bahas gengsi.
Gara-gara sifat dan perilaku gengsi masyarakat, Amplaz dan mall lainnya menjadi laku. Takut dianggap miskin lah, tidak gaul, 'ndeso' (kata slank basa jawa yang artinya orang desa. karena orang desa dianggap buta akan serba-serbi dunia, tapi itu dulu), ini lah, itu lah, sehingga mereka beranggapan bahwa demi 'martabat' (harga diri) mereka rela berperilaku gengsi agar tidak dihina, direndahkan, atau dicap miskin oleh teman, keluarga, maupun tetangganya.
Dari ketiga hal itu lah alasan saya menjadikan Amplaz menjadi pilihan utama masyarakat memilih daripada mall lain yang berada di Jogja. Jadi, lebih realistis kalau Amplaz lebih ramai.
"Min, padahal nomor dua dan tiga juga bisa berlaku kepada mall lainnya."
Anda benar, tapi bagaimana dengan nomor satu dan apakah semua mall di jogja kelebihannya sama seperti Amplaz? Tidak kan? Tapi saya yakin, tapi nggak 100% bahwa nantinya Hartono Mall bisa menjadi saingan mall-mall di jogja, tidak terkecuali Ambarukmo Plaza.
Saya cukupkan pembahasan kali ini. Semoga menambah wawasan anda walau sekedar informasi kecil, siapa tau jadi ide bahan tugas akhir atau penelitian anda yang anti mainstream. Lol. Sekian. Oh iya, jangan lupa di SHARE! ya, karena itu bermakna bagi saya pribadi. *modus mendapatkan visitor banyak. lol. Akhir kata salam Ngeblog Asyikk \^o^/
Saya mengambil kesimpulan ini bukan berdasarkan angket atau data, melainkan bersumber dari hasil pengamatan pribadi. Coba anda cermati dan bandingkan sendiri dengan mall-mall lainnya mengenai jumlah kendaraan yang terparkir di area parkir, orang-orang yang keluar masuk mall, dan suasana keramaian di dalam mall. Kemudian simpulkan apakah pendapat saya ini salah? Jika salah, silakan keluar dari artikel ini. *bercanda
Apabila pendapat saya itu benar, kemungkinan anda lalu bertanya-tanya, 'Kok bisa ya. Memang apa sih kelebihan yang dimiliki Amplaz sehingga hasilnya seperti itu?'
Ini pendapat saya, anda boleh setuju atau tidak. Bahkan kemungkinan juga anda memiliki pemikiran lain. Pendapat saya adalah:
1. Kebutuhan Apapun Tersedia
Maksudnya? Coba anda cermati lagi, apa saja barang atau jasa yang ada dan ditawarkan pihak penyewa ruko disana dibandingkan dengan mall-mall lainnya di Jogja. Pasti lebih banyak dan lebih bervariasi di Amplaz daripada mall lain. Disana kita dapat berwisata kuliner, main game di timezone, nonton film di bioskop, belanja keperluan sehari-hari, beli kendaraan, bayar pajak kendaraan, membeli dvd, sholat di masjid yang lumayan luas, sekedar cuci mata, dan masih banyak lagi.
2. Lokasinya yang Strategis
Ini adalah salah satu strategi pebisnis dalam membangun bangunan usaha, yaitu memilih lokasi yang strategis. Dimana lokasi usaha harus dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, entah itu: pelajar, petani, pegawai, blogger, turis, dan lainnya. Kita tengok, depan Amplaz ada halte bus Trans Jogja yang rutenya hampir melingkup seluruh daerah Yogyakarta. Jalan depannya juga banyak kendaraan pribadi maupun umum melintas, bahkan sampai macet. Wilayah yang berdekatan dengan Amplaz, ada: pasar tradhisional, hotel, kampus, kantor polisi, museum Affandi, rumah warga, kost, pom bensin, sekolah, dan lainnya.
3. Masyarakat yang Bersifat Hedonis dan Gengsi
Hedonis itu sama saja dengan konsumtif, tapi yang ini lebih parah. Disini saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, karena yang namanya hedonis itu adalah HAM (Hak Asasi Manusia), selama otaknya masih jalan. Lol. Beberapa orang Indonesia berpendapat bahwa sifat ini berasal dari bangsa 'barat'. Tapi anggapan tersebut tidak saya setujui, karena seperti apa yang telah saya sampaikan diatas bahwa hedonis itu HAM. Selama IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) berubah, pasti pola pikir, sikap, perilaku manusia ikut-ikutan berubah. Tau sendiri sekarang mau apa-apa serba instant. Cari informasi seputar lokal sampai seluruh dunia tinggal buka gadget dan tanya sama browser. Begitu juga dengan mencari uang, sekarang lebih cepat selama anda mau berbaur dengan teknologi. Karena cara cari uang lebih mudah, maka perilaku dan sifat hedonis ini bisa muncul. Mungkin anda bertanya, "Sok tau kamu, min. Jika mudah kenapa saya tetap miskin?" Sudah saya bilang bahwa anda harus mau berbaur dengan teknologi terlebih dahulu. "Bagaimana mau berbaur, beli barangnya saja nggak mampu." Picik sekali ya anda, belum melakukan saja sudah pesimis begitu. Nggak apa-apa sih, itu hak anda berpendapat. Belinya bisa anda angsur. "Bayar cicilannya darimana? Buat makan saja susah." Dari penghasilan kerja lah, masa dari saya. Lol. Anda dapat bekerja menjadi apa saja: buruh, pramuniaga, CS (Cleaning Service), satpam, sales, dan lainnya selama kerjanya halal. "Gengsi, min. Kerja begituan." Ini dia faktor utama anda tetap miskin, yaitu GENGSI. Karena gengsi anda telah menolak rezeki yang jelas-jelas sudah ada di depan mata. Pokoknya, hapus segala rasa gengsi anda. Karena dengan sifat gengsi hidup anda tak pernah tenang, bahkan anda akan tetap miskin.
Sorry, pembahasan saya malah melebar sedikit. He..he.. Tapi sebenarnya nggak sih kalau dilihat dari topik utama blog ini sendiri. Oke lanjut.
Tadi sudah bahas hedonis, sekarang saya bahas gengsi.
Gara-gara sifat dan perilaku gengsi masyarakat, Amplaz dan mall lainnya menjadi laku. Takut dianggap miskin lah, tidak gaul, 'ndeso' (kata slank basa jawa yang artinya orang desa. karena orang desa dianggap buta akan serba-serbi dunia, tapi itu dulu), ini lah, itu lah, sehingga mereka beranggapan bahwa demi 'martabat' (harga diri) mereka rela berperilaku gengsi agar tidak dihina, direndahkan, atau dicap miskin oleh teman, keluarga, maupun tetangganya.
Dari ketiga hal itu lah alasan saya menjadikan Amplaz menjadi pilihan utama masyarakat memilih daripada mall lain yang berada di Jogja. Jadi, lebih realistis kalau Amplaz lebih ramai.
"Min, padahal nomor dua dan tiga juga bisa berlaku kepada mall lainnya."
Anda benar, tapi bagaimana dengan nomor satu dan apakah semua mall di jogja kelebihannya sama seperti Amplaz? Tidak kan? Tapi saya yakin, tapi nggak 100% bahwa nantinya Hartono Mall bisa menjadi saingan mall-mall di jogja, tidak terkecuali Ambarukmo Plaza.
Saya cukupkan pembahasan kali ini. Semoga menambah wawasan anda walau sekedar informasi kecil, siapa tau jadi ide bahan tugas akhir atau penelitian anda yang anti mainstream. Lol. Sekian. Oh iya, jangan lupa di SHARE! ya, karena itu bermakna bagi saya pribadi. *modus mendapatkan visitor banyak. lol. Akhir kata salam Ngeblog Asyikk \^o^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar